Saturday, February 28, 2009

revolusi sosial:simalungun Lost

Runtuhnya Daulat Raja Melayu, Karo & Simalungun
Bahagian 1
4 bulan lepas, di kota Surakarta (Solo) digelar Festival Kraton Nusantara untuk kali ke 4. Ini bukan bermaksud menentang pemerintah Republik, tapi sekadar acara menengok balik jati diri orang Nusantara yang mempunyai budaya beragam yang luhur. ‘Kraton’ adalah ‘istana raja’ kira-kira tujuan festival 3 tahunan ini adalah upaya menyatakan bahwa peninggalan kerajaan masa lampau berupa istana, raja, masjid raya maupun adat istiadat adalah sesuatu yang perlu dilestarikan.
Tentu saja jumlah (bekas) kerajaan di seluruh Nusantara sangatlah banyak. Terlalu banyak malahan. Itulah sebabnya dulu di zaman penjajahan, Belanda dengan mudah melakukan praktik adu domba dan memecah belah sesama anak bangsa, sehingga kita tidak bersatu malah bercerai-berai. Benarlah ‘Bersatu teguh, bercerai runtuh’.
Di festival kemarin, tercatat 37 kesultanan yang ikut ambil bahagian. Mulai dari Kesultanan Negeri Serdang di Sumatra hingga Kesultanan Ternate di Maluku.
Sayang, saya nggak bisa datang ke Solo, tak ada waktu...bukan masa cuti sich.
Di Malaysia, raja masih bertahan. Kecuali di beberapa negeri saja (kalo tak salah Melaka, Sabah dan Serawak). Di Jawa, walau raja sudah tak berkuasa sebagai pemerintah satu wilayah taklukan (kecuali di Jogjakarta), tetapi ikatan batin masyarakat dengan (bekas) raja/sultannya adalah masih kuat.
Tetapi hal ini tidak atau kurang terasa di wilayah Sumatra Timur, seakan-akan kesultanan2 Melayu disitu hilang begitu saja....tak nampak bekas-bekasnya. Tentu saja beberapa istana/kraton dan masjid raja maupun keramatnya masih bisa ditemukan, termasuk langgam budaya yang masih tetap hidup dan diamalkan oleh penduduknya. Tetapi gaung maupun ajinya seakan lenyap.
Padahal kira-kira ada 13 kerajaan di pantai timur Sumatra. Dari wilayah Langkat, Deli, Serdang, Asahan, Batubara, Labuhan Batu (Kualuh, Leidang, Panai, Bilah) semuanya di Provinsi Sum. Utara hingga Siak Sri Indrapura di Riau. Tiada berita. Tertelan bumi baknya.
Penasaran? Tentu saja.
Jawabannya ternyata menegakkan bulu roma.
Kesultanan2 Melayu, Urung/sibayak Karo maupun Kerajaan2 Simalungun itu dalam waktu satu malam terhapus dengan paksa oleh satu revolusi yang dilakukan dengan sangat kejam dan lepas kendali.
Itulah Revolusi Sosial di masa tak menentu, saat Republik baru saja berdiri dengan ancaman kemungkinan Belanda untuk kembali menjajah, dan disisi lain para sultan tak cakap mengambil sikap. Dan komunis mengambil kesempatan, dengan dalih ‘daulat rakyat’ mengganyang ‘daulat tuanku’ maka lebih dari 100 bangsawan Melayu, Karo dan Simalungun -termasuk sastrawan Pujangga Baru: Tengku Amir Hamzah (Langkat) - malam itu direnggut paksa nyawanya. Tanah Sumatra Timur malam itu tertumpah basah darah para Tengku dan Tuanku Melayu serta Raja-raja Karo dan Simalungun.
Jika masalalu bisa diulang, setidaknya sebagaimana kesultanan2 di Jawa yang masih bertahan hingga kini, revolusi itu tak seharusnya terjadi. Tak seharusnya darah tertumpah dengan begitu mengerikan.
Tulisan ini tidak untuk meyalahkan sesiapa, tetapi agar kita boleh belajar dari masa silam.
Sekilas Kerajaan-kerajaan Sumatra Timur
(Lihat Jurnal Eastern Sumatra Sultanates Series-untuk lebih lengkapnya)
Sesungguhnya dinasti Melayu di Sumatra Timur adalah keturunan dari percampuran darah suku-suku Batak, Minangkabau, Aceh dan yang paling dominan: unsur-unsur India Selatan (Moghul). Secara garis besar 2 kerajaan tertua adalah Deli dan Asahan. Mengingat wilayah ini merupakan daerah taklukan Aceh, maka Aceh perlu untuk mendirikan 2 pangkalan yaitu di Aru (cikal bakal Deli) untuk bahagian utara, dan Asahan untuk wilayah selatan.
Kesultanan di Sumatra Timur berurut dari yang tertua adalah Deli (sebelumnya bernama Aru) yang bersusur-galur campuran Moghul dengan Aceh, berdiri sekitar 1500 atau bahkan lebih tua lagi karena Negara Kertagama Majapahit mencatat adanya kerajaan Haru (Aru) disamping Pasai dan Temihang.
Untuk memperkuat posisinya Aru melakukan pernikahan dengan Pahang dan mengikat Ulon Janji dengan 4 Raja Urung Karo termasuk pernikahan dengan Putri Nang Baluan Beru Surbakti (anak Datuk Hitam Surbakti, Raja Urung Sunggal). Ini dilakukan mengingat kuasa Aceh kian melemah, sehingga pada tahun 1669 secara resmi Aru memisahkan diri dari Aceh. Setahun berikutnya bagian utara Aru secara resmi mendirikan Kerajaan Langkat (1670) oleh Panglima Deva Shahdan, Datuk Langkat (seorang panglima perang Aru).
Di tahun 1698 terjadi perpecahan keluarga, dimana Tuanku Panglima Padrap secara resmi memisahkan diri dari Aru dan resmi mendirikan Kerajaan Deli (1698), kerajaan baru ini justru lebih berjaya karena Aru kemudian menghilang kebesarannya digantikan Deli.
Pada tahun 1720 perpecahan kembali melanda, kali ini Tuanku Panglima Padrap,Amir Deli 1 (pendiri Deli -sebelumnya bernama Aru) wafat tetapi penggantinya (dari permaisuri Tuanku Ampuan Sampali) yaitu Tengku Umar justru diusir dari Deli oleh saudara beda ibu: Tengku Panglima Gandar Wahid (ia lalu menjadi Amir Deli ke-2).
Tengku Umar membawa ibunda dan saudara2nya ke Serdang dan diangkat oleh datuk2 Sunggal sebagai Yang Dipertuan Besar Serdang, sebagai oposisi Raja Deli. Ia resmi mendirikan Negeri Serdang yang disokong puak Melayu Minangkabau.
Kerajaan tertua kedua adalah Asahan berdiri tahun 1630 sebagai taklukan Aceh. Sultan Iskandar Muda Aceh menikahi Siti Ungu Putri Berinai (Siti Unai) putri dari Raja Halib [al-Marhum Mangkat di-Jambu]/ Raja Simargolang, Dinasti Pinangawan (Batak Melayu), keturunan Raja Batak Angkola yang merupakan penguasa tempatan. Putranya inilah yang resmi sebagai pendiri Asahan.
Sekitar tahun 1868 perpecahan terjadi dalam keluarga Raja Asahan karena politik Belanda, sehingga wilayah Asahan yang tak setuju dengan tindakan Belanda memisahkan diri dari Asahan dan menjadi kerajaan tersendiri: Kualuh, Leidang(Ledong), Panai dan Bilah yang karena kecil dan berpenduduk sangat sedikit seringkali membentuk konfederasi bernama Labuhan Batu.
Selain itu di bibir Selat Malaka antara wilayah Asahan dengan Serdang wujud pula suatu enclave 5 kerajaan kecil yang membentuk suatu federasi bernama Batubara. ia merupakan konfederasi 5 kerajaan kecil keturunan Minangkabau yang bermigrasi ke daerah ini pada abad 18 (Tanah Datar/Limapuluh, Indrapura, Pasisir, Labuhan Ruku dan Suku Dua) tetapi bukan merupakan taklukan Asahan.
Jelaslah bahwa sejarah Sumatra Timur diwarnai adanya 4 kerajaan besar yaitu: Deli, Langkat, Serdang, Asahan serta 9 kerajaan kecil di Batubara (5) dan Labuhan Batu (4).
Berikutnya : Sekilas pemerintahan Karo dan Simalungun di Sumatra Timur
Prev: Eastern Sumatra Series: LangkatNext: Eastern Sumatra Sultanates Series : SERDANG

SI suan Buluh I Batam

TOKOH-TOKOH SIMALUNGUN KEPRI
SN Nama Lengkap Kapasitas Jumlah
1 Ahmadi Tamtama Sinaga Dapil III 2 Bentul Damanik SuperVisor Mc Dermott 3 Beriman Sinurat Pengusaha 4 CE Purba Partuha Simalungun Kepri 5 Derlan Sinaga Mgr WCF 6 S Haloho Tg Balai Karimun 7 Indo Saragih GTM motor 8 Jani Purba Garama Group 9 Jasarmen Purba Presdir WCF, Caleg DPD RI 10 Juliaman Sinaga Superintendent Mc Dermott 11 Jumangga Nadeak DPRD KEPRI 12 Kancil Girsang UD Bandar 13 Mariati Sitanggang DPR RI 14 Maruli Girsang UD Bandar 15 Nurmiati Purba DAPIL 4 16 Opini Purba/Jamartuah Purba DAPIL 2 17 Radiapoh Tg Pinang 18 rahmatsyah Saragih DAPIL III 19 Rindo Purba DAPIL 1(Garama Group) 20 Robert Damanik Shop Mgr McDermot 21 Rusendi sinaga IKMS 22 Rustam Sinaga IKMS 23 Sabariman Saragih Profesional 24 Sahmadin Sinaga Pt. Rahbayu 25 Sarmen Girsang Superintendent Mc Dermott 26 Sukiman IKMS 27 Tuahman Purba/Erni Br Malau DAPIL 3

simalungun : Story from Hinan

BUDAYA SIMALUNGUN Humbani mukkahni roh par Eropah hu Sumatera (Timur), mittor ibotoh sidea do dong hinalegan ni suku bangsa na marianan appit Timur ni Danau (Tao) Toba, pabalog pakon Samosir appa Toba, pabalog pakon Karo appit Utara anjaha Melayu appit laut (Selat Malaka).Igoran sidea ma suku bangsa in Batak Timur, paleganhonsi humbani suku bangsa Batak na legannari.Tapi dobni igoran ma use suku bangsa in Simalungun. Ai ma dobhonsi ipatimbul goran Simelungun en Karolanden, sanggah na ipadomu Bulanda na dua daerah in gabe sada distrik ni pamarentahan Bulanda. Na igoran Simalungun landen ai ma harajaon-harajaon: Siantar, Tanoh Jawa, Panei, Dolog Silou, Raya, Purba pakon Silimakuta. Hunjianari ma (tahun 1904) lambin somal ipakei goran Simalungun makkatahon suku-bangsa. Budayani igoran budaya Simalungun. Lang ganup huta ni halak Simalungun masuk hu wilayah pamarentahan Simalungun. Deba domma soppat masuk hinan hu wilayah pamarentahan ni simbalog. Sipitu Huta (songon Tongging) masuk hu Karo. Sipispis, Bangun Purba, pnl., masuk hu Deli Serdang. Dong do homa na soppat masuk hu Asahan.Sapari, sanggah dong ope Kesultanan Deli, tong do ipaturut sidea sistem pamarentahan huta na somal i Simalungun ipakei bani huta ni halak Simalungun na soppat masuk hu wilayah pamarentahan Kesultanan Deli. Tarsonai do homa age bani huta ni halak Simalungun na soppat masuk hu wilayah pemerintahan ni simbalog. Lang mittor mubah suku bangsa ni sidea sadokah tong ope sidea marbudaya Simalungun.Anggo natakkasi sejarahni, paima dong harajaon-harajaon na pitu i Simalungun, sada hinan do hassa harajaon sapari, ai ma na margoran harajaon Nagur. Domma girah hinan dong harajaon Nagur in. Ai bani partikkian ni halak Sina (abad 6), domma dong tarsurat goran Nagur. Sanggah ibottas Marco Polo Sumatera (abad 13), isuratkon do goran Nagore atap Nakur bani partikkianni. Ibaritahon Pinto (abad 16) do, na roh par Nagur hu Malaka mangindo pangurupion ni Portugis mangimbang Aceh na roh mamorang Nagur. Bani Encyclopedie Ned. Indie isobut do homa na monang Nagur humbani invasi ni Johor pakon Siak. Bani sejarah ni Harajaon Silou ibaritahon do, na iboruhon Nagur do Raja Silou na parlobei. Bani sejarah ni Harajaon Raya, ibaritahon do na iboruhon Nagur do Sipinangsori. Ginopparni ma na gabe Raja i Harajaon Raya. Dihut do Nagur in iporang Aceh bani abad 16, sanggah na iporang Aceh ganup Sumatera, irik pararatkon Islam. Tapi martahan do Nagur. Lang soppat rarat Islam hu wilayahni. Gabe martahan ma age budayani. Ipudi ni ari use (abad 17), sanggah panorang ni Sultan Iskandar Muda, iulakkon Aceh do use patundukkon ganup gomgomanni hinan. Tapi lang be pala irik pararathon Islam. Panorang ia ma jongjong Harajaon Silou, sonai harajaon na legannari i Simalungun. Opat humbani harajaon in martuan hu Aceh (tiba Deli, wakil Kesultanan Aceh), ai ma na igoran Raja Maroppat, atap Raja Marompat Hataran. (Panggoranion na ipakei bani Partingkian Bandar Hanopan. Sobali Raja Marompat Hataran, isobut do homa bani Partingkian in, dong Raja Marompat Karou. Domma dokah ipakei Aceh sistem nan empat in. Ai ma ase dong do na igoran Tuha Peuet i Aceh Barat, dong Pojo si Opat i Gayau, dong Raja si Empat i Alas, dong Datuk Berempat i Deli. Nini Prof. Dr. W.B. Sijabat bani bukuni Ahu Si Singamangaraja, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1982, hal. 74:”dari data-data yang terkumpul dapat kita ketahui, bahwa sistem raja berempat ini ialah hasil pengaruh sistem pemerintahan di Aceh yang diterapkan di Sumatera Utara”).Talup-talup, tahi ni Nagur do paturutkon Raja Maroppat in martuan hu Aceh, laho mandingdingi budayani ase ulang soppat iasak budaya na binoan ni Aceh.Ipudini ari use, lambin surut ma kuasa ni Nagur. Parboisni, ai ma sanggah na roh Raja Martuah hun Raya mamorang Nagur, mambahen manringis raja-raja na legannari doppak Raya. Dong pe namin sima-sima ni Nagur i Nagoraja (Nagur Raja), na marpuang hu Baja Linggei. Sidea in pe iboan bala ni Tuan Rondahaim do use hu Raya, sanggah na iporang Baja Linggei Nagoraja. Age pe domma mangissurut Nagur, sayur do budaya tinadikkonni. Ai ganup do raja-raja ipudi ni Nagur manramotkon budaya in. Tarlobih ma ai halani hot do harajaon-harajaon in manramotkon adat harajaon na marondolan bani adat perkawinan. Ai maningon panakboru hun Panei (atap Baja Linggei) do ase boi bolonhonon gabe Puang Bolon i Raya; maningon panakboru hun Siantar do ase boi bolonhonon gabe Puang Bolon i Purba; maningon Panakboru hun Raya do ase boi bolonhonon gabe Puang Bolon i Dolog Silou. Tubuh ni Puang Bolon in do na boi ipabakkit gabe raja.Ai ma ase boi do hatahonon, budaya tinadikkon ni Nagur in do na igoran hita sonari budaya Simalungun. Na dob taruji do budaya in, boi martahan humbani invasi ni Aceh. Na dob taruji boi ijalo partoloh na roh hun Pagaruyung (ai ma Purba Tambak na gabe Raja Silou), atap na roh hun huta Garingging, Karo (ai ma Saragih Garingging na gabe Raja Raya), barang na roh hun Pakpak Dairi (ai ma Purba Pakpak na gabe Raja Purba, atap Girsang na gabe Raja Silimakuta), barang na roh hun bariba (Damanik na gabe Raja Siantar), barang na roh hun Samosir (songon Sinaga na gabe Raja Tanoh Jawa, appa morga na legannari na gabe Saragih, Sipayung, pnl.), barang na roh hun Sina (na gabe Sinaga).Lang sai nabotoh be atap sibar ja hinan do tanoh ni halak Nagur (na gabe halak Simalungun) in. Tapi takkas do nabotoh, dob ojak pemerintahan ni Bulanda i Sumatera Timur (ujung ni abad 19, i Simalungun 1904-1942), dong do huta ni halak Simalungun i wilayah-wilayah pemerintahan Karo, Asahan (pakon Batubara), Serdang (pakon Padang i daerah Tebing Tinggi sonari), sonai age Deli.Suhar ni ai pe masa do homa. I wilayah pemerintahan Simalungun pe, marmulgapan do huta ni halak legan, tarlobih ma dob dong perkebunan besar anjaha ibuka homa parsabahan haporluan ni perkebunan besar in. Ipudi ni ari use, ai ma dob jongjong Republik Indonesia (1945), lang be pitah i wilayah-wilayah nokkan marhuta halak Simalungun, tapi bani sab Indonesia. Nagoran pe sidea in halak Simalungun halani marbudaya Simalungun pe tong hassi pe domma marhuta i tongah-tongah ni masyarakat bangsa Indonesia. Deba dassa na dob salih gabe suku bangsa legan, mansiatkon dirini.Ai ma ase boi do hatahonon, sadokah sayur pe budaya in, sayur homa ma suku bangsa in, pori pe merap halakni hu sab Indonesia barang sab dunia on. Suharni ai pe boi do masa: sasap ma suku bangsa in anggo lang be taridah hinalegan ni budayani.
TOLU SAHUNDULAN LIMA SAODORAN Anggo dong horja-horja (adat) ni halak Simalungun, tomu lang maningon ijin ma: Suhut (pakon saninani); tondong ni Suhut; Anakborujabu (pakon boru) ni Suhut. In ma na igoran Tolu Sahundulan. Ase gok (sempurna) horja-horja in, ijin ma homa tondong ni tondong nokkan, sonai boru ni boru nokkan, na igoran Anakborumintori. Lang be pitah Tolu Sahundulan tumang. Tapi ranggi ma ijin naginoran “Tolu Sahundulan Lima Saodoran”, ai ma Suhut (pakon saninani), Tondong, Tondong-ni-tondong, Anakborujabu (pakon Boru), Anakborumintori.Donok bei do partuturan ni na lima goranan in.Sibiak sanina ni hasuhuton ai ma sanina ni bapa hasuhuton (na sabapa, na saoppung atap sisada hasusuran), pakon na sanina inang appa na sanina inangtua/tutua pakon bapa hasuhuton appa sanina ni inang hasuhuton (in ma naginoran sanina sapanganonkon, gakni halani sisada panganan sidea i rumah ni tondong).Sibiak Tondong, ai ma namatoras appa botou ni inang hasuhuton (ai ma na igoran Tondong Jabu); namatoras appa botou ni inang ni bapa hasuhuton (ai ma na igoran Tondong Pamupus); botou ni inangtua/tutua ni bapa hasuhuton (ai ma na igoran Tondong Bona).Tondong-ni-tondong, ai ma tulang ni inang hasuhuton, pakon ganup tondong ni Tondong nokkan.Anakborujabu, ai ma anak ni amboru (botou ni bapa) ni bapa hasuhuton. Tapi dong do homa na mambahen hot Anakborujabuni, ai ma hasusuran ni Anakborujabu ni Oppungni, halani ilahoi pe tong horja Anakborujabu. Odoran ni Anakborujabu in ma ganupan Boru, ai ma ganup niombah (dalahi) ni amboru ni bapa hasuhuton, pakon botou ni bapa hasuhuton na dob marhajabuan.Anakborumintori, ai ma ganup botou ni Anakborujabu/Boru nokkan na dob marhajabuan. Tapi Anakborumintori tang sisangkanan ai ma panogolan naboru ni bapa hasuhuton.Hu bani na lima goranan in ma homa marsiboan tuturni ganup diha-diha na legannari. Romban hu bani tuturni in ma ibuat bei hundulanni (pakon horjani). Sipartondong hu bani Tondong ni hasuhuton, isiatkon ma dirini bani odoran ni sanina ni hasuhuton. Sipartondong hu bani Anakborujabu/Boru ni hasuhuton, isiatkon ma dirini bani odoran ni Anakborumintori. Ganup do nahinan marsitohu hundulanni marihutkon si Tolu Sahundulan Lima Saodoran. Ai na lima goranan in do ibahen parihutonkonni ase dong tutur ni doppak hasuhuton.Ai ma ase si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in do rahut-rahut ni loulouan paradaton ni Simalungun, na palegankon Simalungun humbani simbalogni. Rahut-rahut ni loulouan paradaton ni halak Toba ai ma Dalihan Na Tolu (paopat Sihal-sihal); bani Karo ai ma merga silima tutur siwalu.Partongahjabuon do mambahen dong si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in. Ai ma ase boi do hatahonon, partongahjabuon (perkawinan) do tang urat ni si Tolu Sahundulan Lima Saodoran.Sonin ipungkah partongahjabuon, mintor ranggi ma homa si Tolu Sahundulan Lima Saodoran ni partongahjabuon in: dong sibiak saninani (ai ma na manjalo hiou Parbapatuaon pakon hiou Parnasikahaon humbani suhut Parboru); dong Tondongni (ai ma marhitei na ijalo hiou tanda hela); dong Tondong-ni-tondongni (ai ma na manjalo apuran Tulang-tulang); dong anakborujabuni (ai ma na manjalo hiou Anakborujabu humbani suhut parboru); dong anakborumintorini. Sonai ma pasambat loulouan si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in, gabe dong parihutkonon ni loulouan paradaton na sada hu bani na legannari.Hunjin naidah, ganup na mamakei rahut-rahut ni paradaton si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in, gabe mardiha-diha na sada hu bani na sada nari. Lang dong na i darat ni rahut-rahut in. Marsihaitan pasambat gabe bolag marhasadaon.Halani ai ma homa ase boi do hatahonon mardiha-diha do ganup halak Simalungun marhitei budaya si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in. Marhitei budaya si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in ma homa irahut Simalungun na so Simalungun hinan gabe halak Simalungun. Ai marhitei na iboruhon halak Simalungun sasahalak, gabe dong ma hundulanni bani loulouan paradaton si Tolu Sahundulan Lima Saodoran nokkan. Ia lang halani na iboruhon, boi do homa halani na isiatkon dirini hu bani halak Simalungun, ai ma marhitei nailahoi horja ni sibiak sanina atap sibiak boru, gabe dong ma hundulanni bani loulouan paradaton. Lanjar in ma homa parihutkononni mardiha-diha pakon na legannari. Dob ibotoh parhundulni bani loulouan paradaton, dobni ipakei ma homa budaya si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in i tongahjabuni. Sonai ma parbokkotni gabe halak Simalungun, hassi pe partoloh hinan do.Suhar-suhar ni ai pe boi do masa hu bani halak Simalungun atap pe na dob gabe Simalungun hinan. Lang hossi be ipakei budaya si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in, tapi rosuhan ma ia mamakei rahut-rahut dalihan na tolu, dobni gabe Toba ma ia. Anggo rosuhan ma ia mamakei rahut-rahut merga silima tutur siwalu, dobni gabe Karo ma ia. Anggo rahanan ma ia mamakei rahut-rahut paradaton ni Melayu, dobni gabe halak Melayu ma ia.Sonai homa hasomalan na lambin masa sondahan on, ai ma marhitei na manombei panggoranian hasoman sahuta (maniru dongan huta ni Toba). Anggo rosuhan ma ia mamilih parhundul gabe hasoman sahuta bani loulouan paradaton Simalungun, dobni gabe Indonesia (se-Tanah Air) mando ia, lang etongon be ia diha-diha marihutkon partuturon ni Simalungun, anjaha lang be homa nabotoh ija hundulanni bani loulouan paradaton si Tolu Sahundulan Lima Saodoran nokkan. Age pe namin sibiak Tondong hinan do, gabe i talaga ma ia hundul, gariada dihut ma hobas margatgat. Age pe namin sibiak Boru hinan do, gabe ibuat ma hundulanni i luluan.Gariada gabe daohan ma tutur ni hasoman sahuta in marimbang tutur ni huan-huan. Ai anggo huan-huan, hiraon do in songon sanina ni hasuhuton.Sobali parhiteian ni pardiha-dihaon, si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in do homa ipakei nahinan gabe rahut-rahut ni harajaon na pitu i Simalungun. Ai martondong-maranakboru do harajaon na sada hu bani harajaon na legannari. Ai ma ase porini pe masa porang naijia, boi do hatahonon na marbikkas do ai halani tubuh parsalisihan ibagas sada harajaon; sambolah humbani na marsalisih in do “mangalop gogoh” humbani harajaon na legan, gabe idahon songon porang ni samah harajaon.Halani ai, ra do gakni boi hatahonon, na roh rassah ni do Simalungun sondahan on mamakei si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in mambahen mahol jumpah hasadaon. Ai gabe hasoman se-Tanah Air mando. Taridah do ai marhitei na rahanan ma Simalungun sondahan on mar-Om atap mar-Paman hu bani sanina ni bapani sonai age hu bani botou ni inangni, mar-Tante hu bani tutur inangni sonai hu bani amboruni. Dobni lang nabotoh be sonaha parhundul i loulouan paradaton, lambin gaor ma age parsahapan.Sonai homa marhitei na mamakei panggoranion boru pakon panogolan (mangusihi Toba: boru dohot bere). Dobni gabe gaor ma, halani na ietong boruni ai ma paramangon ni botouni atap amboruni; na ietong panogolan ai ma niombah dalahi tubuh ni amboruni atap tubuh ni botouni. Hape namin boruni ai ma ganup do panogolanni dalahi (tubuh ni amboruni atap botouni), gariada, in do tang boru; anggo paramangon ni botouni, boru appuan do goranni. Hape namin ganup panogolanni boru (tubuh ni amboruni atap botouni), in ma Anakborumintorini; ai hansi pe panogolanni in martulang bani, tapi lang martondong be, martondong-ni-tondong mando.Halani ai, ra dear do lambin ihargahon hita budaya si Tolu Sahundulan Lima Saodoran in gabe rahut-rahut ni hasimalungunonta. Hu bani samah Indonesia ma pakei hita tutur Saudara se-bangsa dan se-Tanah Air. Hu bani samah sisada haporsayaon pakei hita tutur Saudara se-iman. Tapi anggo samah Simalungun do, sakkanan do pangahap anggo ipakei tutur marihutkon si Tolu Sahundulan Lima Saodoran.Pori sonaha pe bagei ni na boi padaohkon hita samah Simalungun, atap na ugama ma ai, atap politik kepartaian, atap sinadongan (kedudukan ekonomi), pnl., na sada do hita janah na sakkan bei do pardiha-dihaonta samah Simalungun ibagas rahut-rahut ni si Tolu Sahundulan Lima Saodoran. Pori na mar-partai politik ondi ma na bahen gabe usihan, ulang ma namin halani na palegan-legan partai, gabe maseda hinaranggi ni si Tolu Sahundulan Lima Saodoran, gabe maseda pardiha-dihaon, maseda hasadaonta samah Simalungun.
ADAT Sada humbani aspek budaya in ai ma adat. Nahinatahon adat, ai ma ganup aturan na ijalohon simbuei gabe na patut dalanhonon ase juppah hatotorsa ni pargoluhon. Deba aturan in domma gabe aturan hukum. Ai ma aturan na marpakkorhon pori lang idalankon. Usihan-ni: mangihutkon adat sapari, anggo lape ibulangi, ipahundul iluluan anjaha ijujungi boras tenger, lape saud siparunjuk naboru gabe parinangon ni siparun-juk dalahi. Hiraon ope ia anakboru, hassi pe domma ialop dear barang iluahon hun rumah ni parboru. Pori dong na manrobutsi paima ibulangi, na manluahon anakboru do goranni, sedo na manrobut parinangon ni halak.Debanari aturan in pitah adat na ihasomalhon dassa. Atap hasomalan na dob gabe adat. Lang pala dong pakkorhonni pori pe lang idalankon. Usihanni: adatni do padalanon ni inang na bayu demban na bayu parubahan tuturni; tapi, porini pe lang ipadalan demban na bayu, lang pala halani ai gabe lang saud mubah tuturni.Hummahol do botohon naijahani adat na gabe aturan hukum, naijahani na pitah adat na ihasomalhon hassa. Halani ai ma ase porlu do pakkei janah pae padalankon adat. Pori na padalankon panganan baggal ondi, ninuhur namin ulang pala halani na lang dapotan panganan baggal gabe maseda hinasakkan ni pardiha-dihaon; tapi hape na deba marpakkorhon do ai, taridah humbani na laho ia nanget manginsurut humbani horja in. Paksa ma use narohi ia mansopotkon hinalassei diri ai, mangelekkon ase totap namin hinasakkan ni pardiha-dihaon.Ganup do aspek ni pargoluhon dong bei aturanni bani adat Simalungun. Sapari, dong do “adat manraja”, aima aturan laho pabakkithon raja; dong do “adat harajaon”, ai ma aturan na mardomu hu bani harajaon, ibagas ai ma age pasal pemerintahan. Dong adat na mangatur pasal talun, in ma na padonok pakon hukum pertanahan. Dong do age pasal tading-tadingan, na igoran bani sahap Indonesia hukum waris. Pasal naija-hani pe dong bei hinan do adatni. Tapi deba mando in na tading. Ai dob marhasa-daon hita gabe Negara Indonesia, buei ma aturan in na dob igassih gabe aturan hukum Indonesia, marhitei undang-undang barang marhitei jurisprudensi. Aturan pasal pemerintahan domma sasap rap pakon parsasap ni harajaon ondi. Aturan pasal talun pe, maningon ma tadikkonon halani domma dong Undang-Undang Pokok Agraria. Adat na mangatur pasal tading-tadingan pe na laho tading ma homa. Ai anggo mardo-mu do riah ni ganup na tinading, boi do ipadalan romban hu bani adat Simalungun. Tapi anggo marpar-kara do, hukum waris nasional do ipakei Pengadilan Negeri: dos bei bagian ni ganup niombah, anak age boru. Dihut ma age adat perkawinan, debanari mando tading, ai ma na so hinamkam ni Undang-Undang Per-kawinan. Usihanni: age pe ningon nokkan mittor saud ma siparunjuk naboru gabe parinangon anggo domma ijujungi boras tenger, nape tongon sonai anggo lape idalanhon songon naniaturhon ni Undang-Undang Per-kawinan.Ra, mittor tubuh do sukkun-sukkun, mase ma pala padalanon adat perkawinan Simalungun.Balos doppak sukkun-sukkun in boi do pondok. Ai ma: ase marpakkorhon adat perkawinan in hu bani adat pardiha-dihaon ni Simalungun. Ai lape dong adat pardiha-dihaon (atap hukum kekeluargaan) nasional. In homa, adat perkawinan in ma deba aspek budaya napaleganhon Simalungun, ase hot gabe sada suku bangsa i Indonesia on.Pasal adat perkawinan in ma aspek budaya Sima-lungun na sihol takkasan bani buku on. Sahap Indone-sia do namin adat perkawinan in. Tapi nabahen ma in hira sahap Simalungun, gendo boi buei hinamkamni. Ai anggo adat parunjukon na pakei, pitah horja adat paunjuk anak barang adat marpanayok do hassa hinamkamni. Lang be tarsahapi horja-horja paima das hu bani parunjukon in, songon horja palaho boru, naniasokan, barang marlua-lua. Lang be homa tarsa-hapi be adat partongahjabuon.

SOP TUTUR Pakon DIHA-DIHA

PARDIHA-DIHAON PAKON PARTUTURANPardiha-dihaon ai ma parbaturni (keteraturan) pardomuan ni gori (anggota) ni loulouan paradaton. Ibagas pardiha-dihaon in ma dong tutur, ai ma panggoranion ni na sada hu bani na sadanari, na saholmouan hu bani na saholmouannari, sonai ma pasambat pardomuan ai gabe loulouan paradaton.Humbani pardiha-dihaon appa partuturan in ma botohon hajongjongon diri ibagas loulouan paradaton: sibiak sanina do, tondong do, atap boru do; sibiak anak do, abang atap anggi do, bapa do, atap oppung do; sonai ma rossi tutur na legannari.Boi do hatahonon, partongah-jabuan (perkawinan) do parhiteian ni pardiha-dihaon appa partuturan in. Ai marhitei na martongah-jabu sada anak pakon sada boru, gabe “martondong-maranakboru” ma hasuhuton paranak pakon hasuhuton parboru. In ma hotop igorankon “loulouan na martondong-maranakboru”. Marhitei parunjukon (perkawinan), boi do mubah use partuturan, sonai age pardiha-dihaon. Boi do homa palegan-legan pardomuan ni pardiha-dihan in, halani lang pitah marihutkon sada perkawinan hassa parhiteian ni pardiha-dihaon. Pori sibiak sanina hinan, boi do gabe sibiak tondong-ni-tondong marihutkon perkawinan ni botou-banuani.Bani horja-horja adat, mittor marsitohu hulananni ma diha-diha in. gabe urah idahon batur ni pardiha-dihaon. Ai ma: sanina, tondong, boru, tondong-ni-tondong, boru-mintori. In ma na igoran tolu-sahundulan-lima-saodoran. (In ma deba na paleganhon adat Simalungun pakon adat ni simbalog. Ai i Toba (pakon par Tapanuli), dalihan na tolu barang dalihan na tolu paopat sihal-sihal do onjolan loulouan paradaton. Bani halak Karo ai ma marga-si-lima-tutur-si-walu).Hu bani na lima holmouan in ma ganup diha-diha pasiatkon dirini. Age huan-huan pe, sonai homa na igoran hasoman sahuta, ibuat bei ma hundulanni mangihutkon si tolu-sahundulan-lima-saodoran in. Ai ma ase bani adat Simalungun lang dong hundulan ni “hasoman sinhuta” (dongan huta, Toba). Ai marsitohu holmouanni do ganup hasoman sahuta in, ia lang sibiak sanina, sibiak boru ma, anggo lang ai sibiak tondong ma, ase ulang songon na mandaoh-daoh humbani pardiha-dihaon.Anggo natonggor humbani hasuhuton bolon ni horja adat, sonon ma parbagini diha-diha in mangihutkon holmouan si-tolu-sahundulan-lima-saodoran:sanina:sanina sabapa, ai ma abang pakon anggini (dalahi), dihut ma age na legan-inang;sanina sainang (anggo pori kawin use inang dob lang dong be bapa); sanina do na sainang in, hassi palegan morga);sanina marihutkon bapa, atap na igoran sanina-bapa, ai ma ganup dalahi na saoppung;sanina marihutkon oppung, ai ma ganup dalahi ginoppar ni sanina ni oppung;sanina samorgahon ni hasuhuton, ai ma ganup ginoppar dalahi na marsiakuan sisada hasusuran hinan do sidea na samorga in (songon samah Purba Sigumonrong na susur hun Cingkes, atap songon samah Saragih Garingging na susur hun huta Garingging lopus hu Raya, atap songon samah Saragih Simarmata na susur hun Samosir);sanina sapanganonkon, ai ma sanina marihutkon parsaninaon ni inang hasuhuton (na hotop igoran pariban (hata Toba, sedo hata Simalungun), na sanina-inang pakon hasuhuton, na sanina-inangtua (tutua) pakon hasuhuton; dihut ma age sanina sapanganonkon ni sanina ni hasuhuton; masuk hujon ma homa age tondong jabu ni boru, ai ma botou ni parinangon ni sibiak boru ni hasuhuton, tarlobih ma domma na jalo sapari apuran tulang ni hela sanggah parunjukon ni sibiak boru in;huan-huan, ai ma hasoman ni hasuhuton na orod tumang parhuan-huanonni, gabe ietong ma songon saninani;tondong:tondong pamupus, ai ma botou ni inang namatoras ni bapa hasuhuton, appa ganup sanina ni tondong pamupus in, rossi ginopparni dalahi;tondong bona, ai ma tondong pamupus ni bapa ni bapa hasuhuton (atap tondong marihutkon inangtua/tutua ni bapa hasuhuton); tondong pamupus ni oppung somalni igoran do tondong mata ni ari.tondong jabu, ai ma namatoras ni inang hasuhuton, pakon botou ni inang hasuhuton; dihut ma ganup sanina ni sidea in;tondong marihutkon, ai ma tondong ni sanina ni hasuhuton; tondong marihutkon do homa tondong-jabu ni anak ni hasuhuton; dihut ma ijin age tondong samorgahon ni tondong in;boru:ai ma diha-diha marihutkon botou ni hasuhuton na marsanina: marihutkon botou ni bapa atap oppung ni bapa hasuhuton, marihutkon botou barang amboru ni sanina samorgahon ni hasuhuton, dihut age ginoppar dalahi ni sidea in;tondong-ni-tondong:ai ma tondong ni ganup tondong nigoranan nokkan; dihut ma age tondong ni tondong-ni-tondong in;boru mintori:ai ma ganup boru ni boru ni nanigoranan nokkan; dihut ma age boru ni boru mintori in; tang boru mintori ai ma na mambuat boru ni amboru ni bapa hasuhuton, rossi ganup ginopparni.Bani horja-horja adat, tarlobih adat perkawinan, taridah ma homa bagei ni jabatan paradaton. Ai ma: Suhut Bolon, Bapatua, Suhut Pahidua (atap Pahidua-ni-suhut), Anakboru-sanina, Parnasikahaon, Tulang, Anakborujabu, Anak-boru Mintori, Parorot. Suhut Bolon ai ma na makkasuhuthon horja adat in; bani horja adat palaho boru, namatoras ni boru sipalahoon in ma Suhut Bolon; Paralop do goran ni orangtua ni anak na laho mangalop boru in, rap pakon odoranni; bani horja paunjuk anak, namatoras ni anak na marunjuk in ma Suhut Bolon.Bapatua ai ma sahalak humbani sanina ni Suhut Bolon, ai ma sanina marihutkon parsaninaon ni oppung, ibuat tang sikahanan humbani ginoppar ni oppung sikahanan. Anggo oppung ni hasuhuton do sikahanan, humbani parsaninaon ni bapa ni hasuhuton ma ibahen parhiteianni. Tapi anggo hunjai pe sikahanon do hasuhuton, ibuat ma humbani sanina saoppung na legannari ai. Ulang ma namin sanina sabapa ni hasuhuton, ase ulang roh ganggangni ahap parsaninaon marihutkon oppung.Bapatua ma indung (=Ketua) ni ganup sanina bani horja in. Ia ma na igoran panukkunan podah pasal paradaton. Halani ai maningon ijin do Bapatua ase goranon gok horja adat in. Porini pe lang tarpahamot manlahoi horja Bapatua, ojuron do ase ijin ia, anjaha ia ma mangabeihon hu bani sahalak saninani manluarhon sahap ni Bapatua. Pori lang tarbahensi roh, maningon todohon do na manjappung jabatan in, tapi sedo na manggassih, atene.Suhut Pahidua ai ma ganup sanina ni hasuhuton, dihut age Bapatua nokkan, sonai age sanina sapanganonkon. Tapi, sanina sabapa pakon sanina saop-pung ni hasuhuton do tang Suhut Pahidua.Hu bani Suhut Pahidua in ma ipaabeihon Hasuhuton Bolon ma-natang parsahapan ibagas horja adat in.Anakboru-sanina ai ma sanina ni hasuhuton, tapi lang anggo takkas sanina sabapa atap saoppung. Somalni, sanina samorga, atap pe sanina sapanganonkon do ibahen gabe Anakboru-sanina. Anakboru-sanina in ma manguluhon parsahapan bani horja adat. Ninggan ni hata sonari, Anakboru-sanina in ma juru bicara ni hasuhuton. Ai ma ase paima isahapkon Anakboru-sanina in sahap ni hasuhuton (bolon), palobei pakkei do ialopkon riah hubani sibiak sanina pakon sibiak boru ni Hasuhuton Bolon.Bani horja palaho boru, hu bani Anakboru-sanina in do isurdukkon demban panungkunan.Parnasikahaon ai ma sanina sikahanan ni anak na laho marunjuk in, somalni ibuat humbani na sanina-bapa, tapi anggo sikahanan do anak na laho marunjuk in, ibuat ma humbani sanina saoppungni.In ma holi hasomanni manriah ni siparunjuk in.Tulang ai ma botou ni inang ni siparunjuk in. Bani horja palaho boru, sahalak ma humbani tulang ni boru sipalahoon in manjalo demban tulang-tulang. Hu bani tulang na legannari, padalanon pe holi use apuran, ai ma pangapuranion hu bani tondong. Ase igoran pe tulang-tulang, halani hunjin nari, gabe tulang ni tulang mando tulang ni in, halani martondong bani namatorasni ma ma boru na laho marunjuk in, marihutkon partongahjabuonni holi. Ai ma ase tarhumbaggal do somalni batu ni apuran tulang-tulang in.Hu bani tulang ni anak na mangalop boru in, ipadalan hasuhuton parboru ma “apuran tulang ni hela”, ase sisada-boru hasuhuton parboru pakon tulang ni hela in. Paima iondoskon, palobei ipatidak ma pangapuranion in hu bani hasuhuton paranak, ase itambahi sidea batu ni dembanni, anjaha iodorhon hasuhuton paranak homa laho mangondoskon apuran in.Anakborujabu ai ma sada humbani boru na itodoh manjolom jabatan Anakborujabu i rumah ni Suhut Bolon. Ia ma indung ni ganup boru, na manatang ganup sihoseihonon, na pabotoh-botoh ganup horja paradaton ni tondong ni in. Maningon ijin do Anakborujabu ase gok adatni horja-horja adat in. Pori lang tarbehensi roh, maningon todohon do na manjappung (sedo na manggassih) jabatan in.Hot do jabatan Anakborujabu in sadokah ilahoi (atap ilahoi niom-bahni rossi ginopparni) do horja Anakborujabu in marsundut-sundut, anjaha lang homa dong na legan na iakkat tondongni in gabe Anakborujabu. Ai sanggah horja parunjukon ni tondongni in, domma dong hinan Anakborujabu; sanggah paunjuk anak barang palaho boru tondongni in, ia (barang anakni/ginopparni) ma use Anakborujabu. Sonai ma marsundut-sundut.Tapi, pori lang be ijimotkon ginopparni horja Anakborujabu in (somalni halani domma dokah lang mangulaki boru tulang, barang halani lang tarlahoisi be), ra ma boru na legannari ipabangkit tondongni in gabe Anakborujabu. Na boi pabangkiton gabe Anakborujabu, ai ma anak ni amboru ni Suhut Bolon, barang anak ni amboru ni bapani, atap anak ni botouni. Hataonkon ma tene, maningon panogolan ni oppungni, atap panogolan ni bapani, atap panogolanni sandiri do na boi angkaton gabe Anakborujabu.Anakboru Mintori ai ma na mambuat boru ni amboru ni Suhut Bolon barang na mambuat boru ni botou ni Suhut Bolon.Anakboru-mintori in ma indung ni ganup boru mintori, makkobaskon horja ni tondongni, ai ma boru ni Suhut Bolon. Sidea in ma na hobas, gabe hotop lang sai taridah use; somalni sanggah na padalan apuran, hiou barang gori do ase taridah Anakborumintori on, ai idilohon ma.Parorot ai ma tang amboru ni boru na laho marhajabuan in. Ia ma na dapotan “demban parorot”.Bani tiap horja adat, Suhut Bolon do parihutonkon manontuhon batur ni pardiha-dihaon in. Ai ma ase boi do mubah tutur ni na sada hu bani na sada nari anggo mubah ma Suhut Bolon ni horja adat. Suhut Bolon ma homa parihutonkon mangaturhon parhundul ni si tolu-sahundulan-lima-saodoran in. I luluan ma hundul Suhut Bolon pakon Suhut Pahidua, Bapatua, Anakboru-sanina pakon sanina na legannari. I siamunni sidea in ma tondong pakon tondong-ni-tondong. Appit talaga ma boru, anjaha ipudini ma boru-mintori.Tapang bei do sidea in ganup. Loulou nasi-bapa pakon nasi-inang. Na mararti do ai, lang ipudi ni nasi-bapa hundulan ni nasi-inang, songon bani deba suku simbalog.Gabe bona ni tutur do homa goranan si tolu-sahundulan-lima-saodoran nokkan. Taridah do ai humbani luar ni Anakboru-sanina mamukkahkon parsahapan i loulouan paradaton. Ai nini do:”Nasiam tondongnami pakon tondong-ni-tondongnami; nasiam saninanami; nasiam borunami pakon boru-mintori-nami.” Humbani pardiha-dihaon in ma marbona tutur barang panggoranion ni marsasahalak samah na mardiha-diha. Ai sanggah martutur na lape marsitandaan, barang na dob marsitandaan tapi lape marsibotohon tutur, palobei marsipatakkasan do atap sibiak sanina do, sibiak boru do, barang sibiak tondong do. Ai ma marhitei na marsisungkunan aha morgani, panogolan ni morga aha, morga aha tondong ni tondongni; dob masibotohan parhundul ibagas si-tolu-sahundulan-lima-saodoran, itoruskon ma use marsipatakkasan atap na samah niombah do sidea na martutur in, atap ise do sidea sibiak niombah barang sibiak pahoppu.Tarsonon ma bagei ni tutur ni samah niombah:Abangmar-abang ma sianggian doppak sikahanan samah dalahi na marsanina, sonai age samah naboru na marsanina (bani deba ianan mar-kaha do samah naboru, lang mar-abang), ai ma na sabapa, na sainang legan bapa, na saoppung (na sanina bapa barang na sanina inang); tapi bani sidea na saoppung, tutur ni sibiak bapa barang sibiak inang ni sidea in ma parihutkonon; ai ma ase porini pe torasan do diri, mar-abang do diri doppak niombah ni abang ni bapadiri barang abang ni inang-diri;mar-abang do homa dalahi hu bani paramangon ni abangni ni parinangonni;mar-abang do homa diri hu bani anak ni tulangdiri, tarlobih ma ai sitoraskondiri; dihut ma age hu bani anak ni tulang simatua, ai ma hu bani botou ni parinangon-diri; (bani deba ianan, tarlobih i huluan, sedo mar-abang tapi mar-lae, songon na ihasomalhon i Tapanuli);mar-abang do homa parinangon hu bani boru tulang ni paramangonni, anggo posoan do paramangonni in.Botoumar-botou do dalahi doppak naboru, sonai naboru doppak dalahi, na sabapa, na sainang leban bapa, na sanina bapa pakon na sanina inang;mar-botou do homa paramangon hu bani boru ni amboru ni parinangonni;mar-botou do homa dalahi hu bani boru ni amboruni, ai ma na igoran botou-banua; sonai ma homa suharni ai;mar-botou do parinangon hu bani anak ni tulang ni paramangonni;Kahamar-kaha ma dalahi hu bani parinangon ni abangni; sonai homa naboru hu bani paramangon ni abangni;mar-nasi-kaha ma parinangon hu bani abang ni paramangonni.Laweimar-lawei ma dalahi hu bani anak ni amboruni pakon hu bani paramangon ni botouni.Gaweimar-gawei ma naboru hu bani parinangon ni botouni.Edamar-eda ma naboru hu bani na margaweihonsi.Anggimar-anggi ma diri hu bani na marabang bendiri; mar-anggi do homa age naboru hu bani na mar-kaha bani.mar-nasianggi ma dalahi hu bani na mar-nasikaha bani;
Besanmar-besan (atap mar-nasibesan) ma parinangon hu bani anak ni amboru ni paramangonni, sonai hu bani paramangon ni namargaweihonsi, sonai ma homa age suharni ai; marbesan ma homa paramangon hu bani parinangon ni botou ni parinangonni; marbesan ma homa parinangon hu bani bapa ni helani; sonai ma age suharni ai.Sonai ma homa tutur ni samah namatoras.Tarsonon ma homa bagei ni tutur ni sibiak niombah hu bani sibiak namatorasni:Bapamar-bapa (bani deba ianan mar-amang) ma anak barang boru hu bani bapa pangittubuhni; sonai age hu bani paramangon ni inangni, pori laho use inang in dob lang dong be paramangonni;mar-bapa ma homa anak barang boru bani sanina ni bapani; ai ma: mar-bapatua hu bani na marjabatan Bapatua i loulouan parsaninaon ni bapani; mar-bapagodang hu bani tang sikahanan sanina ni bapani, sonai age hu bani anak ni bapagodang ni bapani; mar-bapa-tongah hu bani sanina ni bapani sobali tang sikahanan barang tang sianggian; mar-bapa-anggi hu bani tang sianggian sanina ni bapani, sonai age hu bani anak ni bapaanggi ni bapani;mar-bapa do homa age bani paramangan ni sanina ni inangdiri;mar-bapa do homa paramangon hu bani makkela ni parinangonni, sonai homa parinangon hu bani tulang ni paramangonni.Inangmar-inang ma anak pakon boru hu bani inang pangittubuhni, sonai age parinangon ni bapani pori mambuat boru use bapani;mar-inang ma homa hu bani parinangon ni sanina ni bapani, ai ma: mar-inang-godang, mar-inangtongah atap mar-inang-anggi, romban hu bani tutur doppak nasi-bapa nokkan;mar-inang ma homa age doppak sanina ni inangdiri; (ani deba ianan, mar-inangtua do hu bani tang sikahanan sanina ni inangdiri);mar-inang do paramangon hu bani amboru ni parinangonni, sonai homa parinangon hu bani atturang ni paramangonni;Tulangmar-tulang ma anak age boru hu bani botou ni inangni; mar-tulang ma paramangon hu bani bani ni parinangonni (ai ma tulang simatua); dihut ma homa ia mar-tulang hu bani tulang ni parinangonni.Atturangmar-atturang ma diri hu bani parinangon ni tulangdiri.Makkelamar-makkela diri (anak age boru) hu bani paramangon ni amborudiri, sonai homa hu bani anak ni amboru ni bapadiri;mar-makkela ma parinangon hu bani bapa ni paramangonni (ai ma makkela simatuani); mar-makkela ma homa parinangon hu bani makkela ni paramangonni.Amborumar-amboru do anak age boru hu bani botou ni bapani, sonai age hu bani parinangon ni makkelani;mar-amboru do homa parinangon hu bani inang ni paramangonni (ai ma amboru simatuani, sonai age sanina ni amboru simatuani in); mar-amboru ma homa parinangon hu bani amboru ni paramangonni.Oppungmar-oppung ma anak age boru hu bani bapa ni bapani, sonai age bapa ni ganup bapa na legannari; mar-oppung ma homa hu bani bapa pakon inang ni inangni, sonai bapa pakon inang ni sibiak inangni, si biak makkelani, si biak tulangni;mar-oppung do homa hu bani oppung ni bapa-inangni, ai sibar “oppung” do hassa tutur; igoran ma oppung sisonin oppung nono halani sompat pe ia inonoi oppung ni bapa-inangni in; igoran ma in oppung nini anggo lang soppat be ia ididah oppung ni bapa-inangni in.Inangtuamar-inangtua ma anak pakon boru hu bani inang ni bapani. (Bani deba ianan, tutua do nini mangkatahon inangtua; tutur inang-tua ipakei hu bani sanina ni inangni tang sitorasan).Tarsonon ma homa bagei ni tutur ni sibiak namatoras hu bani sibiak niombahni:Anakai ma tutur ni bapa (pakon si biak bapa), sonai age inang (si biak inang) hu bani dalahi na marbapa/marinang hu bani.Boruai ma tutur ni bapa (pakon si biak bapa), sonai age inang (si biak inang) hu bani naboru na marbapa/marinang hu bani.Parumaen (parmaen)ai ma tutur ni makkela (pakon si biak makkela), sonai age amboru (pakon si biak amboru) hu bani dalahi age naboru na marmakkela/maramboru hu bani; mar-parumaen do homa bapa pakon inang hu bani parinangon ni anakni.Panogolan, ai ma tutur ni tulang hu bani anak pakon boru ni botouni.Helaai ma tutur ni bapa pakon inang hu bani paramangon ni boruni.Pahoppuai ma tutur ni oppung pakon inangtua hu bani anak age boru na maroppungsi / na mar-inangtuahonsi.Tutur in ma parihutkonon hu bani ganup si-tolu-sahundulan-lima-saodoran. Sonai ma tutur marsihaitan na sada hu bani na sadanari, partongah-jabuon ni na sada hu bani partongah-jabuon na sadanari. Anjaha anggo nairik-irik partuturan in, gabe boi do hatahonon na marsihaitan do tutur ni ganupan halak Simalungun. Ai tiap dong perkawinan mangihutkon adat Simalungun, mittor marsihaitan ma partuturan si-tolu-sahundulan-lima-saodorn ni hasuhuton parboru pakon partuturan ni si-tolu-sahundulan-lima-saodorn ni hasuhuton paranak. Deba ma in na paratahkon haitan ni pardiha-dihaon na dob dong hinan (ai ma anggo mangulaki boru tulang), debanari paimbaruhon na dob daoh hinan, debanari paubah partuturan, debanari homa manombei partuturan.Tapi, suhar ni ai ma use na masa; ai ma, anggo rassah bani partuturan, gabe roh ganggangni pardiha-dihaon. Tarlobih ma anggo mar-tante mando diri hu bani tutur inangdiri, sonai homa hu bani tutur amborudiri, atap mar-om barang mar-paman diri hu bani sanina ni bapadiri pakon hu bani makkeladiri.Pori lape takkas nabotoh tibal ni partuturan, boi do napakei tutur na somal paima martutur. Ai ma: mar-abang hu bani sitoraskon diri, marbotou dalahi hu bani naboru anggo tarmados do umur, atap mar-bapa hu bani paramangon na daoh torasan, mar-inang hu bani parinangon; dob nabotoh morgani, boi naparihutkon lobei morga ni inangdiri, barang paramangon ni amboru diri. Dob dapot parihutonkon tutur sisakkanan, in ma use pakeion.Age ningon nokkan dong bei do goranan ni tutur, bani deba ianan, lang pala sai ipakei tutur nokkan doppak siposonan, tapi goranni do idilohon. Tarlobih ma doppak sibiak niombah, sibiak panogolan, si biak parumaen (ai ma anak pakon boru ni tondongni, sobali parinangon ni anakni), sibiak anggini. Gariada, bani deba ianan, malungun do uhur ni boru barang panogolanni anggo tutur ibahen mardilosi. Hira na daoh ia iahap, lang sakkan. Hassi pe sonai, sanggah bani loulouan horja adat, tutur nokkan do ipakei, atap panggoranionni marihutkon niombahni idilohon (ai ma songon Pan-Bursog, Nan-Bursog, pnl.)Humbani pardiha-dihaon pakon partuturan nokkan, taridah do takkas, marihutkon partongah-jabuon do tang parihutonkon partuturan. Talu do tutur parmorgaon anggo domma juppah tutur marihutkon partongah-jabuon.Nokkan pe domma nahatahon, age dos morgani, lape tottu sisada hasusuran na samorga in. Legan ma lobei anggo marsiakuan do sisada hasusuran na samorga in. Somalni, tupang ni morga in marsiakuan sisada hasusuran, songon samah Purba Pakpak, samah Saragih Garingging, samah Damanik Bariba, pnl. Anggo samah Purba dassa, lape tottu sisada hasusuran; sonai do homa age Saragih, age morga na legannari ai.Ai ma ase hataonkon ma, budaya do mambaen dong suku Simalungun. Sedo hasusuran (atap hasusuran ni parmorgaon). Ai anggo marihutkon hasusuran barang parmorgaon do, ra do sasapnari suku Simalungun, halani bahat – gariada ra bahatan – do na susur hinan hun suku legan.Anggo sonai, pangarusion morga mangihutkon budaya Simalungun legan do marimbang pangarusion morga bani budaya na legannari. Ongga ma naulgapi pasal Aha do Morga ibagas Majalah Ambilan pakon Barita, Nomor 124, Agustus 1984, kinaluarhon ni Kolportase GKPS.